Ingin Cepat Hamil? Perhatikan Kondisi Psikologi Suami
Theresia Karo Karo Official Writer
6236
Setelah menikah, mungkin anda dan pasangan sedang menantikan kehadiran buah hati di tengah keluarga kecil. Meskipun sudah rutin mengatur waktu seks, makan makanan yang mendukung kesuburan pria dan wanita, hingga menghitung masa-masa kesuburan wanita, tapi tetap saja belum ada tanda-tandanya. Bila memang begitu, mungkin sudah saatnya memperhatikan kondisi psikologi suami.
Penelitian terbaru oleh 'Rutgers School of Public Health’s Department of Epidemiology', Picataway, New Jersey mengungkapkan bahwa bila ingin cepat hamil, kondisi psikologis pria sebaiknya tidak dalam keasaan stres. Riset yang dipimpin Teresa Janevic ini melibatkan 193 pria sehat berusia 38 hingga 49 tahun.
Sebagai sample, para responden diminta untuk memberikan sperma masing-masing. Tidak hanya itu, mereka juga diminta untuk menjawab kuisioner yang bertanya tentang seberapa stres mereka dalam kehidupan dan pekerjaannya.
Setelah melewati proses penelitian, ditemukan bahwa pria dengan level stres tinggi jumlah sperma yang lebih berkualitas lebih rendah, bila dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu stres. “Jumlah sperma juga rendah”, ungkap Janevic.
Disamping itu, Janevic juga mengungkapkan bahwa pada rendahnya jumlah sperma berkualitas dan jumlah sperma yang diproduksi ini menyebabkan kesuburan pada pria yang mengalami stres menurun. Sehingga mempengaruhi tingkat kesuksesan kehamilan.
Tim peneliti tidak melihat apakah ada hubungannya antara tingkat stres dengan bagaimana hal tersebut mempengaruhi sperma. Namun yang dapat dipastikan dari penelitian ini adalah ketika pria stress, produksi sperma yang berkualitas mengalami penurunan.
Hal ini ternyata tidak hanya dialami pria, Dr. Brian Kaplan, pendiri Fertility Centers of Illionis, mengungkapkan bahwa stres juga mempengaruhi fertilitas wanita. Namun sedikit berbeda. hal ini mungkin terjadi pada wanita dengan tingkat stres sudah sangat ekstrem.
Stress akan mempengaruhi fungsi hipotalamus. Yang tidak lain adalah bagian di otak yang berfungsi mengatur emosi tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh, dan perilaku konsumsi. Selain itu, bagian ini juga yang mengatur hormon yang berperan memerintahkan ovarium untuk melepas sel telur.
Saat anda merasa stres, masa subur akan menjadi tertunda hingga sama sekali tidak terjadi. Oleh sebab itu meskipun anda dan pasangan sudah berusaha untuk mengatur waktu bercinta ketika masa subur, anda mungkin kehilangan kesempatan untuk hamil.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more